Wahai Pemuda Menikahlah!
Wahai pemuda…Menikahah..!
Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilmu dengan sabdanya,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun alaihi)
[Redaksi Khotbahjumat.com]
***
Wahai Pemuda Menikahlah!
Khutbah Jum’at Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ: فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat yang telah tercurah kepada kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memasukkan kita ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang bersyukur, sehingga Allah akan menambah pemberian nikmat-Nya. Sesungguhnya Allah memberikan rezeki kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya dengan tanpa batas.
إِنَّ اللهَ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.” (QS. Ali Imran: 37)
Wasiat takwa, kami sampaikan kepada jamaah sekalian. Takwa adalah sebaik-baik bekal menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Dan carilah bekal, sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”
Dengan takwa itu pula, kita akan beruntung.
وَاتَّقُوا اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Dan bertakwalah kalian kepada Allah supaya kalian beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
Juga dengan takwa, kita akan berhasil memperoleh kemenangan.
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ مَفَازًا
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa itu ada kemenangan.” (QS. An-Naba: 31)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun alaihi)
Wahai Para Pemuda
Masa muda, adalah masa yang indah. Identik dengan masa tumbuhnya ketertarikan seseorang kepada lawan jenisnya. Pada masa ini pula kematangan organ-organ reproduksi seseorang mulai terasa. Sehingga masa muda adalah masa yang rawan, jika tidak dibentengi keimanan dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Merebaknya media informasi dan hiburan yang kerap kali menyajikan hal-hal bersifat membangkitkan hawa nafsu sebagai hidangannya, budaya seronok negeri Barat maupun Timur mulai mewabah, serta perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan etika pergaulan Islami, sungguh menjadi cobaan berat bagi para pemuda dalam menjaga diri dan kehormatannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فَتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku tinggalkan sesudahku cobaan bagi kaum pria yang lebih berbahaya melebihi cobaan wanita.” (Bukhari-Muslim)
Wahai pemuda…
Sungguh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu benar dan telah terbukti. Betapa banyak para pemuda muslim menjadi korban fitnah kaum wanita. Betapa banyak yang terjatuh ke dalam lembah kenistaan, lantaran benteng keimanan mereka terlalu rapuh menghadapi dahsyatnya badai syahwat.
Tatkala muncul sesosok yang memesonakan di hadapan mereka –walau hanya sebuah gambar—mata mereka terlalu berat dipejamkan, wajah mereka terlalu sulit dipalingkan. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,
قُلْ لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ
“Katakanlah kepada kaum mu’minin, supaya mereka menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan mereka.” (QS. An-Nur: 30)
Hati mereka terlalu lemah untuk menghilangkan bayangan-bayangan yang mengusik. Tangan mereka terlalu susah dikendalikan, dan kaki mereka terlalu kuat untuk tidak melangkah kepadanya. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَلاَتَقْرَبُوا الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلاً
“Dan janganlah kalian mendekat zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32)
Akhirnya, mereka pun menyerah tak berdaya, menuruti bisikkan hawa nafsunya. Padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman, dalam menyifati orang-orang yang akan mewarisi surga-Nya
وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ
“Dan orang-orang yang senantiasa menjaga kemaluannya.” (QS. Al-Mu’minun: 5)
Wahai pemuda Islam…
Akankah Engkau menjadi korban selanjutnya? Jangan! Janganlah engkau sia-siakan surga Firdaus yang telah dipanjikan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadamu. Janganlah engkau menukar masa depan akhiratmu dengan kenikmatan semu yang sesaat. Janganlah engkau lemparkan dirimu ke dalam api neraka.
Wahai pemuda…
Menikahah..! sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggilmu dengan sabdanya,
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
“Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang sudah mampu untuk menikah, maka segeralah menikah, karena nikah akan lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan.” (Muttafaqun alaihi)
Dengan menikah, engkau menjadi lebih bisa menjaga diri dan kehormatanmu. Dengan menikah, engkau telah menyempurnakan separuh agamamu. Telah tersebut dalam hadis,
إِذَا تَزَوَّجَ العَبْدُ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَا بَقِيَ
“Apabila seorang hamba menikah, ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara yang lainnya.” (HR. Thabrani dan Hakim)
Wahai Pemuda…
Menikahlah…! janganlah kemiskinan menghalangimu untuk melangsungkan pernikahan. Enggan menikah hanya lantaran takut miskin, bukanlah sikap seorang pemuda yang berjiwa ksatria. Hendaklah berusaha sekuat tenaganya dalam mencari karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala, kemudian ia bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seandainya engkau seorang yang faqir, pasti Allah akan menolongmu dengan memberi rezeki yang berkecukupan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
وَأَنكِحُوا اْلأَيَامَى مِنكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَآئِكُمْ إِن يَكُونُوا فُقَرَآءَ يُغْنِهِمُ اللهُ مِن فَضْلِهِ وَاللهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
“Jika mereka adalah orang-orang miskin, Allaha kan memampukan mereka dengna karunia-Nya dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. An-Nur: 32)
Apalagi kalian adalah pemuda-pemuda yang ingin menjaga kehormatan. Maka kalian adalah orang-orang yang berhak mendapatkan pertolongan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Al Amin,
ثَلَاثٌ حَقٌ عَلَى اللهِ عَوْنُهُمْ المُجَاهِدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ، وَالمُكَاتِبُ الَّذِيْ يُرِيْدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِيْ يُرِيْدُ العَفَافَ
“Ada tiga golongan yang berhak mendapat pertolongan Allah. Yaitu seorang mujahid fi sabilillah, seorang budak yang hendak menebus dirinya supaya merdeka dan seorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya.” (HR. Ahmad)
Wahai pemuda…
Menikahlah…! apabila engkau benar-benar mencintai Sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan mengikuti jejak Salafush Shalih.
Suatu ketika, ada tiga orang sahabat yang datang menemui istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan bagaimana ibadah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah diterangkan, mereka pun sangat berkeinginan untuk meningkatkan ibadah masing-masing. Sampai-sampai ada yang mengatakan, “Adapun aku akan menjauhi wanita dan tidak menikah selama-lamanya.” Ketika hal itu terdengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka beliaupun langsung membantah, dan pada akhir hadis beliau berkata,
“Barangsiapa yang tidak senang dengan sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku.” (Muttafaqun Alaihi)
Ibnu Mas’ud pernah berkata, “Jika umurku tinggal sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih senang menikah daripada harus menemui Allah sebagai seorang bujangan.
Demikian khutbah pertama yang dapat kami sampaikan. Semoga Allah memberikan kepada kita taufik, sehingga kita bisa istiqamah menjalani agama ini.
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ مَا تَسْمَعُوْنَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ اْلغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
KHUTBAH JUM’AT KEDUA
الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَـمِيْنَ، أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ صِرَاطِهِ الْـمُسْتَقِيْمِ وَنَهَانَا عَنِ اتِّبَاعِ سُبُلِ أَصْحَابِ الْـجَحِيْمِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْـمَلِكُ الْبَرُّ الرَّحِيْمُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ بَلَّغَ اْلبَلاَغَ الْـمُبِيْنَ وَقَالَ: عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ تَلَقَّوْا عَنْهُ الدِّيْنَ وَبَلَّغُوْهُ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا، أَمَّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Wahai Pemuda….
Barangsiapa di antara kalian yang berkeinginan menikah, maka pilihlah wanita-wanita terbaik. Baik untuk agama kalian, baik untuk diri kalian dan baik untuk anak-anak kalian kelak. Maka perhatikan hal-hal berikut.
Pertama, nikahilah wanita-wanita yang taat dalam beragama. Karena sesungguhnya dunia ini adalah perhiasan. Sebaik-baik perhiasan diunia adalah wanita shalihah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
الدُنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَعِهَا المَرْأَةُ الصَالِحَةُ
“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia ialah wanita shalihah.” (HR. Muslim)
Begitu pula Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menjadikan agama sebagai pertimbangan utama, tatkala seorang pria memilih seorang wanita.
تُنْكَحُ المَرْأَةُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
“Wanita itu dinikahi karena empat hal. Karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita yang bagus agamanya, niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kedua, utamakanlah memilih wanita-wanita yang masih gadis. Agar engkau bisa bermain-main dengannya dan iapun bisa bermain-main denganmu.
Ketiga, nikahilah wanita-wanita yang penyayang lagi subur. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merasa bangga dengan jumlah umat yang banyak. Sabda beliau,
تَزَوَّجُوْا الوَدُوْدَ الوَلُوْدَ فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ الأُمَمَ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Nikahilah wanita-wanita yang penyayang lagi subur. Sesungguhnya aku berbangga dengna jumlah kalian yang banyak.” (HR. Abu Dawud dan Nasa’i)
Demikian apa yang dapat kami sampaikan. Kita berdoa kepada Allah, semoga Allah memberi kekuatan kepada pemuda-pemuda Islam untuk tetap istiqomah dalam menempuh perjalanan hidup yang penuh dengan rintangan dan cobaan.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِي وَعَنْ جَمِيْعِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ لَـهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمَ الدِّيْنِ
اللَّهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَالْـمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْـمُشْرِكِيْنَ. وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّينِ، وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْـمُوَحِّدِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْـمُسْلِمِيْنَ في كُلِّ مَكَانٍ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْـمُسْلِمَاتِ وَالْـمُؤْمِنِيْنَ وَالْـمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّهُ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ اللهِ … اذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ الْـجَلِيْلَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ، وَاللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ.
Download Naskah Khutbah Jumat
[download id=”72″]
Info Naskah Khutbah Jumat
Maraji:
– Wajiz, Kitab An Nikah, Syaikh Abdul Adzim bin Badawi.
– Konsep Perkawinan Dalam Islam, Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas.
Sumber: Majalah As Sunnah Edisi 4 Tahun ke-7 1424/ 2003 dengan beberapa penyuntingan oleh redaksi www.khotbahjumat.com
Artikel www.khotbahjumat.com
Kata kunci: khutbah jum’at, menikah, pemuda, materi khotbah, nikah.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
- Keterangan lebih lengkap: Peluang Menjadi Sponsor dan Donatur
Artikel asli: https://khotbahjumat.com/749-wahai-pamuda-menikahlah.html